Rabu, 19 Februari 2014

ANATOMY OF SELLING


Di dalam dunia kedokteran spesialis penjualan, alias selling,berikut ini adalah katergori beberapa tingkatan “kesakitan” seorang salesperson. Meminjam istilah penyakit kangker, maka di organisasi sales, juga dikenal dengan istilah stadium yang dapat dijabarkan sebagai berikut;

Kategori
Analogi pada ilmu kedokteran
Ciri-ciri  “salesperson” di dunia penjualan
Survival rate (kemungkinan untuk sembuh)
Sehat
Sehat, rajin olah raga, makan-makanan sehat
Sehat, penjualan berkesinambungan, tidak ada keluhan, rajin kulakan ilmu sales baru,rajin memakan makanan rohani yang baik, tidak bergaul dengan orang negative
Sehat
Stadium 1
Sudah terdeteksi “kangker” pada 1 bagian tubuh saja
Penjualan tersendat,namun masih tetap ada, masih bisa disembuhkan apabila terdeteksi sejak dini.
Mudah disembuhkan dengan training teknik dan motivasi
Stadium 2 atau 3
Sudah jelas terdeteksi “kangker” pada satu bagian tubuh yang sudah agak gawat
Penjualan mampet, motivasi turun ke basement “3”
Sulit disembuhkan, namun masih ada harapan, dengan coaching pribadi
Stadium 4
Terminal ill atau “kangker” telah menyebar ke organ lain
Penjualan nol, si salesperson keluar, mengundurkan diri, mun-ta-ber, pindah kerja atau perusahaan tutup
Tidak dapat disembuhkan, si salesperson keluar atau dikeluarkan

Maaf, kami sebagai dokter hanya bisa melakukan pengobatan stadium 1-2 saja, sedangkan pada stadium 3 si salesperson sudah “mati”  alias sudah berhenti, emngundurkan diri, pindah kerja, mun-ta-ber (mundur tanpa berita) dll.
Sebenarnya mudah sekali nagi kami untuk melakukan analisis, yaitu:
·         Untuk stadium 1, cukup melakukan audit fisik saja seperti kita ke dokter, cukup dilihat dan dicek dengan stetoskop saja
·         Untuk stadium 2, butuh pemeriksaan yang lebih mendalam lagi, terutama apakah konsep “the whole Salesperson” telah dianalisis lebih mendalam
Baik stadium 1 maupun stadium 2, seperti layaknya seorang dokter spesialis urusan salesperson yang “sakit” (baca; tidak jualan atau lemah jualan), maka hal pertama yang harus kita liat adalah dari penampilan fisik (luar). Seorang salesperson yang handal, haruslah memiliki hal-hal berikut ini.
1.      Mata yang tajam, siap menagkap semua peluang sales yang ada.
2.      Kulit yang besih dan harum, penampilan fisik yang bersih, membuat konsumen tidak jijik kepada kita.
3.      Telinga yang peka, mampu mendengar suara konsumen, maupun mampu meminta nformasi.
4.      Jantung yang kuat, mampu bekerja keras dan konsisten mencari klien-klien baru.
5.      Mulut yang harum dan berwibawa, menarik minat consume, termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk “sedikit berbicara, lebih banyak mendengar.
6.      Kaki yang cekatan, mampu berlari cepat demi percepatan perputaran siklus penjualan.
Sebuah proses selling dimulai dari:
·         Planning : merencanakan apa yang ingin anda jual, berapa banyak yang ingin anda jual, jumlah yang ingin anda jual, strategi menjual, apapun rencana anda tentang menjual.
·         Approaching / making appointment : melakukan kontak pertama kali dengan calon pembeli, biasanya melalui telepon (warm calling atau cold calling) atau melalui kanvasing (cold canvassing).
·         Prospecting/meet the prospect : banyak sales agent yang tidak siap jasmani dan rohani (fisik/ilmu dan mental) untuk bertemu dengan calon pembeli. Perbaiki penampilan anda jika tidak ingin gagal.
·         Fact finding : sangat banyak sekali sales agent yang “sok tahu” dengan kebutuhan client, yang serta merta menyodorkan produk tanpa mengetahui latar belakang client.
·         Presentation : ingat, pembeli sekarang sangat ketat waktu jadi, sajikan presentasi dengan seringkas mungkin, banyak menggunakan grafik, gambar dan tulisan.
·         Handling objection & negotiation : kebanyakan sales people yang sukses pasti mampu menangani keberatan dan negosiasi.
·         Closing (signing) : jika anda sudah melakukan prosedur-prosedur yang benar, maka closing akan terjadi secara alamiah.
·         After sales service : mau dapat repeat order? Pastikan anda melakukan layanan purnajual (after sales service) dengan sangat rapi dan dapatkan referensi secara effortless (tanpa usaha), karena rumus salesperson yang berhasil adalah kerja tambah ringan tapi pendapatan lebih deras. Inilah sales person yang berhasil.
Sales competition
Berbicara tentang salesperson, tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada berhadapan dengan salesperson yang overmotivated tetapi underskilled. Golongan ini biasanya hanya bermodalkan semangat belaka, tanpa tahu selling skill yang sesungguhnya sangat diperlukan demi terjadinya suatu penjualan.
Kuadran 1 : UM OS (Undermotivated, but Overskill)
Ini adalah kuadran dari orang-orang yang telah dilatih dengan baik, memiliki ilmu pengetahuan penjualan. Menguasai pasar dengan baik, namun tidak termotivasi, malas berjualan, malas memprospek.
Ciri-ciri:
·         Percaya diri tinggi, serba tahu, selalu negative, agak malas, raut muka lusuh.
·         Cara “memaksa” untuk menjual: Program insentif maupun motivasi.
Kuadran 2 : UM US (Undermotivated and Underskill)
Orang yang masuk dalam tipe ini lebih baik dibuang kelaut saja, sudah tidak memiliki kemampuan menjual (sales skill), juga selalu negative dan tidak termotivasi untuk berjualan. Apa yang kita bisa harapkan dari orang ini?
Ciri-ciri:
·         Percaya diri rendah, tidak tahu ini itu, selalu negative, agak malas, raut muka lusuh, jarang bertanya.
·         Cara “memaksa” untuk menjual: tidak ada, pecat orang ini.
Kuadran 3: OM OS (Overmotivated, and Overskilled)
Ini orang yang luar biasa, dia memiliki kemampuan menjual yang tinggi, komitmen tinggi, ilmu tinggi, ditambah dengan motivasi yang tinggi untuk menjual apapun.
Ciri-ciri :
·         Percaya diri tinggi, serba tahu, selalu positif, rajin , raut muka berseri-seri.
·         Cara “memaksa’ untuk menjual: Tidak perlu dipaksa, ini sudah menjadi sales machine.
Satu hal yang unik dari orang-orang yang OM OS ini adalah semua competitor melirik orang ini dan jika Anda adalah pemimpin dari orang tipe OM OS ini, pastikan Anda pikirkan tentang masa depan orang ini, jika tidak maka, orang lain (perusahaan lain) akan memikirkan karier untuk orang ini.
Kuadran 4: OM US (Overmotivated, but Underskilled)
Orang ini kepercayaan dirinya tinggi sekali, walaupun kemampuan maupun ilmunya masih kurang. Orang ini sudah merupakan bibit TOP SALES
Ciri-ciri:
·         Percaya diri tinggi, serba tahu (walaupun salah), selalu positif, rajin bertanya, rajin prospek, dan raut muka berseri-seri.
·         Cara “memaksa” untuk menjual: Pelatihan tehnik menjual. Tehnik menjual merupakan bagian dari “body”

Anatomy of selling

Soul

A.    Attitude
Tampak bahwa sesungguhnya Attitude adalah big word yang terdiri atas banyak komponen. Berikut ini komponen dari Attitude yang antara lain:
1.      Belief
Belief yang kita artikan “Keyakinan”. Banyak orang yang mengatakan setelah sukses mungkin ia yakin akan apa yang dikerjakannya. Anda tentu sedah mengetahui bahwa orang-orang sukses dan besar, selalu “yakin” terlebih dahulu akan apa yang dilakukannya, dan akhirnya keyakinan itulah yang membuatnya sukses, bukan sebaliknya.
Dalam dunia asuransi atau multilevel marketing (MLM), dimana seorang tenaga penjual haruslah tahan banting, pasti aka nada satu di antara dua paradigm berikut ini yang ada di benak orang tersebut yaitu:
·         See first, then believe
·         Believe first, then see (the result)
See first, then believe maksudnya adalah, dia harus melihat hasilnyadulu baru percaya, dia harus melihat orang lain sukses dulu baru percaya,dia harus melihat bahwa bisnis tersebut berhasil dujalani orang lain baru percaya, dia harus melihat orang lain bisa menjual produk tersebut baru percaya. Ini adalah tipe orang gagal
Tipe orang sukses adalah believe first, then see (the result), yaitu dia harus percaya dulu bisa menjual banyak, percaya bisa berhasil, percaya bisa merekrut downline atau agent atau marketing associates, baru dia melihat hasilnya. Mengapa bisa berhasil? Karena, pikiran bawah sadar atau subconscious mind-nya menyetir pikiran sadar atau conscious mind.
2.      Commitment
Kemampuan untuk tetap on track atau berada pada jalur yang seharusnya, yaitu tetap memprospek saat kondisi sulit atau tetap mengikuti meeting mingguan walaupun tidak berjualan apapun minggu lalu. Tetap berada pada bisnis ini, walaupun kondisi sulit.
Teman-teman di industry asuransi atau MLM mungkin sangat paham dengan istilah DIE DIE DO, lakukanterus menerus sampai Anda menemukan hasilnya.
3.      Desire
Memiliki rasa ingin mendapatkan penghargaan atau ingin mendapatkan uang dari hasil penjualan ini. Orang yang tidak memiliki desire, cenderung akan gagal dalam menjual, dan bahkan banting haluan ke bisnis lain atau pekerjaan lain.
4.      Ability to fail
Kadang disebut dengan “dare to fail” atau berani gagal. Berani mengambil resiko gagal demi mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Namun ability to fail disini maksudnya dalah “ mampu untuk jatuh secara benar dengan tehnik jatuh yang benar”
5.      Persistent goals
Memiliki goal atau tujuan hidup yang persistent, yang tidak berubah oleh waktu. Ibarat sebuah mercusuar yang selalu berada pada posisi yang sama terus – menerus, mercusuar bisa diibaratkan tujuan atau goal yang persistent, terus-menerus, yang perlu dikejar.
6.      Self motivation
Kemampuan untuk memotivasi diri dari dalam (inner motivation), bukan hanya dari luar (outer motivation) sangat penting untuk dimiliki oleh para salesperson. Jika mengandalkan para motivator untuk memacu semangat Anda, maka Anda pasti gagal. Motivator luar ibarat minuman energy.
7.      Enthusiasm
Hal terburuk dari seorang salesperson adalah “lack of enthusiasm”, kehilangan semangat atau enthusiasm. Bisakah anda bayangkan Anda menghadapi seorang salesperson yang raut mukanya kurang berseri, seolah tanpa gairah hidup? Tentu saja anda akan lebih nyaman dengan salesperson yang sangan antusias, bukan?
8.      Purpose
Bayangkan Anda sedang menyetir pesawat terbang tanpa tujuan jelas? Anda hanya berputar-putar di tempat, tidak kemana-mana. Sama juga dengan salesperson yang tidak mempunyai purpose atau tujuan, dia tidak akan kemana-mana.
9.      Self discipline
Ada seorang kawan kami yang bekerja di agen asuransi. Pada pukul 10 malam dia baru bertemu dua prospek, sedangkan dia mendisiplinkan dirinya untuk ketemu 3 prospek, dan pukul 10 malam dia keliling ke restoran-restoran hanya untuk bertemu prospek ke-3 malam itu, yang dia pun tidak kenal (cold canvassing). Dia tidak closing malam itu, namun dia mencoba untuk self discipline.
10.  Confident
Seorang sales person yang sukses , dijamin memiliki kepercayaan diri yang tinggi sekali, dalam hal:
·         Confident akan dirinya sendiri, dirinya mampu dan pasti akan berhasil menjual
·         Confident akan produk yang ia jual

11.  Creativity
Trobosan atau kretivitas dalam menjual suatu produk.
12.     Emphaty
Tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada seorang penjual yang hanya peduli dengan menjual produknya tanpa memedulikan si klien.
13.     Go the extra mile
Going the extra mile alias ngotot. Seseorang yang ngotot karena dia memiliki energy yang berapi-rapi di dalam dirinya. Inilah “soul” tersebut. Orang seperti ini dijamin 100% akan sukses.
14.     Self improvement
Anda atau tim sales anda tidak jualan? Pastikan anda memacu perbaikan terus menerus  (self improvement) dalam diri anda dan dalam diri tim sales anda.
15.     Time organization
Salah satu point kegagalan seorang salesperson adalah pengaturan waktu atau time organization.
16.     Positive thinking
Banyak salesv people yang “kalah sebelum berperang”, alias tidak melakukan penggilan telepon, sales call, ataupun canvassing karena berfikiran negative atau negative thinking.
17.     Forward thinking
Kemampuan untuk memikirkan apalagi yang bisa dijual kepada pembeli atau kemampuan untuk melihat peluang yang ada di depan kita.
B.        Early conditioning
Early Conditioning (pengkondisian sedari kecil) menjelaskan mengapa beberapa orang menganggap sesuatu “pantang”, sementara yang lain menganggap “biasa-biasa” saja dan akhirnya lebih sukses karena tidak banyak hal yang bisa dilakukannya.
Banyak sekali salesperson yang telah “terkondisikan” untuk tidak melakukan beberapa hal yang sebenarnya sangat penting, semata-mata hanya karena pernah terbentur. Bahayanya,pada saat yang sama mereka menerima sinyal bahwa tidak melakukan kegiatan penting tersebut membuat dirinya lebih nyaman. Inilah sebabnya, mengapa kami memasukkan “Early Conditioning “ dalam kelompok “soul” yang harus dicermati jauh sebelum kita berbicara mangenai selling skill atau ketrampilan menjual dan masalah tehnis lainnya.
C.       Atmosphere
Atmosphere mewakili pergaulan atau interaksi dengan orang-orang terdekat juga dipercaya membawa pengaruh besar bagi perkembangan dan kemajuan seseorang.
Penjelasan lain akan pentingnya prinsip ini adalah perumpamaan bibit, lahan dan cuaca atau “atmosphere”. Bibit tentunya mewakili “kesiapan mental” dari seseorang yang dalam hal ini dapat diartikan “attitude”-nya, sementara “lahan” adalah peluang yang ada dan terhampar dihadapannya. Dalam konteks yang lebih spesifik “bibit” adalah calon salesperson sementara “lahan” katakanlah ‘office” tempatnya bergabung dan berbisnis.
Ketika  “bibit” yang baik bertemu dengan “lahan” yang subur tetapi sebelum sempat bersemai dating “angin kencang” yang merupakan perumpamaan dari pergaulan yang keliru, maka tentu saja hasilnya akan buruk. Bahkan extremnya, bisa saja tidak menghasilkan sama sekali.

BODY
Body terdiri atas selling skill, people skill dan professional knowledge. Persamaan antara “soul” maupun “body” masing-masing bertanggung jawab atas 50% kesuksesan anda. Pernahkan anda melihat orang yang “bolot” atau pendidikannya tidak tinggi namun  sangat pandai bersosialisasi dan sangat pandai mengambil hati orang lain, dan dia mampu menjual lebih banyak. Mengapa begitu? “Soul”-nya sudah benar dan “people Skill”-nya sangat baik. 
A.    People skill
Ada dua pandangan yang berbeda tentang people skill ini :
·      People skill didapat secara alami (bakat)
·      People skill didapat melalui pelatihan atau pengalaman hidup
Ringkasnya begini, setiap orang mempuyai personality (kepribadian) yang berbeda, Anda sebagai seorang salesperson harus mampu menghadapi orang-orang dengan berbagai tipe kepribadian.
Jika kita mengikuti pelatihan tentang “People Skill”, beberapa hal ini akan kita pelajari:
·      Bagaimana mengatasi grogi dan kehilangan kata-kata saat bertemu dengan orang yang baru dikenal.
·      Bagaimana mendapatkan perhatian seseorang saat anda berbicara dengannya.
Beberapa pendapat para pakar juga menjabarkan bahwa people skills sangat dibutuhkan dalam menjual, dan porsinya jauh lebih besar dari pada knowledge (pengetahuan) terhadap produk, pasar maupun diri Anda sendiri.
Menurut Dr. Mehrabian, didapati bahwa “words alias kata-kata hanya bertanggung jawab atas 7% dari efectivitas komunikasi itu sendiri, sementara itu, how say it alias tonality alias cara kita mengucapkannya ternyata memiliki efek yang lebih besar, yakni 38%, dan bagian terbesarnya yakni bahasa tubuh bertanggung jawab atas 55% efektivitas suatu komunikasi”.
Komponen-komponen people skill:
·         Listening ability adalah kemampuan mendengarkan terhadap kebutuhan si pembeli atau keberatan-keberatan si pembeli.
·         Social style adalah jangan beberbusana terlalu nyentrik sendiri, terutama kalau dikaitkan dengan profesi penjualan.
·         Psychological Level adalah merupakan kematangan psikologi yang ditentukan oleh wawasan dan pergaulan.

B.     Selling skills
Pembahasan selling skill pastilah akan dimulai dengan “Prospecting”. Secara sederhana, semua kegiatan yang menimbulkan “Prospek” alias adanya calon pembeli dapat disebut “Prospecting”.
Tahap selanjutnya setelah “Prospecting” adalah melayani prospek yang timbul atau bisa juga tahap presentasi, bagi produk yang butuh banyak penjelasan maupun informasi.
Kalau “Prospecting” adalah menimbulkan prospek , maka tahap presentasi adalah tahapan di mana prospek menjadi yakin dan memutuskan untuk membeli. Tahapan ini menjadi sangat penting ketika kita memahami bahwa prospek hanya butuh 10 detik pertama untuk memastikan apakah selanjutnya ia “perlu” untuk memperhatikan lebih lanjut akan apa yang Anda presentasikan. Hal inilah yang menyebabkan presentasi perlu mendapat perhatian lebih dan butuh pembahasan terpisah.
Handling objection
Di dalam dunia sales, keberatan atau objection tidak perlu terjadi namun diharapkan terjadi, maksudnya adalah kita harus mengharapkan keberatan, karena ini merupakan sinyal pembelian, tetapi kita juga harus mengantisipasi handling Objection, siap menangani keberatan-keberatan tersebut.
Tujuan dari handling objection adalah agar kita tidak menjadi argumentative, alias terpancing debat-debatan dengan calon konsumen. Di bagian terdahulu bahkan secara tegas kami katakana bahwa objection adalah cirri-ciri ketertarikan. Dengan kata lain tidak ada keberatan, maka tidak akan ada penjualan.
Dalam NLP (Neuro Linguistic Programming) dikenal istilah Pacing dan leading. Pacing adalah ketika kita berusaha intuk menyamakan langkah, cara pandang atau usaha mencari persamaan lainnya agar mitra komunikasi merasa nyaman, sebelum kita memasukkan poin utama yang hendak kita sampaikan, sementara pada bagian Leading-lah kita berharap mitra komunikasi kita sudah “siap” untuk menerima informasi atau ajakan yang lebih tepat.
Tehnik lain yang pernah kami pelajari adalah CDDC, yaitu:
·         Clarify : klarifikasi keberatan konsumen
·         Dignify : bangkitkan kegairahan atau harga diri si calon pembeli dengan menyatakan bahwantidak ada salahnya Anda menyampaikan keberatan
·         Disarm : sampaikan poin-poin untuk menjelaskan keberatan tersebut tidaklah tepat.
·         Confirm : confirmasikan bahwa si calon pembeli telah mengambil keputusan yang tepat untuk membeli produk kami.

C.    Professional knowledge
Professional knowledge memiliki bobot hanya 10% dan merupakan bagian yang spesifik berkaitan dengan industry yang dijalankan. Hal yang yg tidak boleh dilupakan ketika berbicara mengenai Product knowledge adalah “knowledge of the competition”. Inilah yang sering kali dilupan dan malas dilakukan oleh  sebagian besar salesperson. Knowledge of the competition-lah yang kadang-kadang membedakan antara salsesperson rata-rata dengan Top sales.
Sebenarnya yang membuat pembeli mengulang –ulang pembeliannya (repeat buyer) adalah Profesional knowledge ini, apalagi, Profesional knowledge+selling skill yang direkatkan oleh service (layanan). Berbicara mengenai service atau layanan ini ada tiga hal layanan yaitu:
·      Delighted : sangat luar biasa, layanan yang tidak disangka-sangka
·      Satisfied : puas dengan  layanan standart yang diharapkan
·      Sanitary atau Ordinary : layanan standart yang sudah pasti harus ada, jika tidak ada maka konsumenya pasti akan marah.
VITAMIN
Sesuai dengan namanya , yakni “Vitamin”, maka bagian ini diharapkan dapat menjadi bagian yang menambah vitalitas atau komponen kesehatan lainnya. Bagian ini terdiri atas dua sub bagian.
·      Modelling
·      New Selling Concept

A.       Modeling
Modeling atau meniru adalah fondasi yang baik untuk meningkatkan prestasi di bidang apapun. Selain itu modeling dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang mempelajari sesuartu yang kompleks, membaginya menjadi bagian-bagian yang kecil dan lebih mudah dipahami untuk selanjutnya diaplikasikan kembali secara lebih mudah dan terperinci.
Komponen-komponen dalam modeling yang pertama adalah :
·         Find the model atau menemukan dahulu “tokoh acuan”. Menemukan siapa yang hendak dijadikan model adalah langkah awal sebelum menemukan apanya yang hendak dijadikan model. Untuk itu, anda harus memiliki tehnik bertanya yang benar dalam bidang yang anda geluti.
·         Ingredient atau isi, atau apa saja hal-hal yang diperlukan
·         How to, alias bagaimana bahan-bahan tersebut dirpelakukan
·         Take action, alias melakukan tindakan
·         Knowing dan doing, seberapa banyak dari kita yang mengaku sudah “lama” mengetahui sesuatu sampai terhenyak karena seseorang tiba-tiba melakukannya dan sukses.
·         Refinement alias terus menerus memoles agar dari waktu ke waktu kemampuan kita akan hal tersebut, apapun itu, menjadi luar biasa.

B.     New selling concept
Pada dasarnya gagasan new selling concept yang akan kita bahas ini salah satunya adalah peran old brain dalam pengambilan keputusan. Sebelum membahasnya kita berkenalan dulu dengan bagian-bagian otak kita menurut urut-urutan perkembangannya.
·         The new brain : bagian “otak” ini adalah bagian yang “berpikir”. Bagian ini memproses data rasional.
·         The middle brain : bagian “otak” ini adalah bagian yang “merasa”. Bagian ini memproses semua emosi dan insting.
·         The old brain : bagian “otak” ini adalah bagian yang ‘memutuskan. Bagian ini sebenarnya menerima input dari dua bagian terdahulu, tetapi bagian inilah sesungguhnya yang menjadi pemicu pengambilan keputusan.
Ada 6 (enam) hal yang membuat orang dapat “berbicara” kepada Old brain, yaitu:
·         Self Centered
Bagian ini adalah egois, sangat mendahulukan kepentingan diri sendiri.
·         Contrast
Bagian ini mengontraskan setiap informasi yang masuk
·         Tangible Input
Bagian ini lebih suka menerima input yang jelas tidak bertele-tele.
·         The Beginning and the End
Bagian ini paling cepat membandingkan awal dan akhir
·         Visual Stimuli
Bagian ini menerima input secar visual, atau dapat juga dikatakan bahwa bagian ini sangat sensitive terhadap input-input visual
·         Emotion
Bagian ini memproses dakam bentuk emosi.
Strategy dan new marketing concept
A.    Strategy
Sebelum kita membahas tentang strategy, perlu diperhatikan bahwa, dalam strategy, ada dua strategy dalam bidang penjualan, yaitu:
1.      Marketing
2.      Sales
Sebetulnya Sales & Marketing adalah 2 sisi dari 1 koin. Sales adalah satu komponen dari marketing sedangkan komponen lainnya menurut Hermawan Kertajaya *) adalah :
·         Strategy : segmentation, targeting, positioning
·         Tactic : differentiation, marketing mix, selling
·         Value : brand, process, service
Strategy Penjualan
·         Lakukan pendekatan yang tepat
·         Target konsumen anda
·         Gapai target pasar anda
·         Catat kinerja sales anda

B.     New marketing concept
Beberapa penerapan many to many marketing yang berhasil kami analisis diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Word of mounth marketing (wom marketing)
Hanya membagikan kesan positif maupun negative kepada orang lain, jika dilakukan secara off-line, efeknya hanya temporary atau sementara, dan perlu dikuatkan lagi dikemudian hari. Dalam WOM dikenal:

·      Organic WOM produk ini diceritakan kepada orang lain oleh si advocate (pengguna yang menceritakan) karena mereka senang dan bangga menggunakan produk tersebut. Contoh : penggunaan Blackberry di Indonesia

·      Amplified WOM produk ini diceritakan oleh orang-orang kepada orang lain karena si perusahaan meluncurkan program kampanye pemasaran yang telah didesain untuk membuat semua orang tahu tentang produk ini.

2.         Viral marketing
Membuat program marketing yang unik sehingga beritanya akan diteruskan jepada semakin banyak lagi orang. Contoh :diskon khusus air asia

3.      Buzz marketing
Membuat program khusus yang bikin heboh sehingga orang teringat akan produk tersebut dan ujung-ujungnya “diceritakan” kepada orang lain. Contoh : Rinso membuat buzz marketing, mencuci 1.000 ember pakaian

4.      Community marketing
Komunitas mobil dan motor seperti AXIC (Avanza Xenia Indonesia Club), Harley Davidson Club dll, mampu membuat anggotanya “loyal” terhadap merek tersebut, dan pada akhirnya dapat mendongkrak penjualan,

5.      Referral marketing
Referral (mengenalkan orang lain untuk membeli) terutama di bisnis property, mobil atau motor, asuransi jiwa, investasi saham, sangat dibutuhkan oleh orang-orang.

6.      Social media marketing
Melalui facebook, friendster, dll, misalnya ebay dan kaskus maupun mailing list

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...