Di
dalam dunia kedokteran spesialis penjualan, alias selling,berikut ini adalah katergori beberapa tingkatan
“kesakitan” seorang salesperson. Meminjam istilah penyakit kangker, maka di
organisasi sales, juga dikenal dengan istilah stadium yang dapat dijabarkan
sebagai berikut;
Kategori
|
Analogi pada
ilmu kedokteran
|
Ciri-ciri “salesperson” di dunia penjualan
|
Survival rate
(kemungkinan untuk sembuh)
|
Sehat
|
Sehat,
rajin olah raga, makan-makanan sehat
|
Sehat,
penjualan berkesinambungan, tidak ada keluhan, rajin kulakan ilmu sales
baru,rajin memakan makanan rohani yang baik, tidak bergaul dengan orang
negative
|
Sehat
|
Stadium
1
|
Sudah
terdeteksi “kangker” pada 1 bagian tubuh saja
|
Penjualan
tersendat,namun masih tetap ada, masih bisa disembuhkan apabila terdeteksi
sejak dini.
|
Mudah
disembuhkan dengan training teknik dan motivasi
|
Stadium
2 atau 3
|
Sudah
jelas terdeteksi “kangker” pada satu bagian tubuh yang sudah agak gawat
|
Penjualan
mampet, motivasi turun ke basement “3”
|
Sulit
disembuhkan, namun masih ada harapan, dengan coaching pribadi
|
Stadium
4
|
Terminal
ill atau “kangker” telah menyebar ke organ lain
|
Penjualan
nol, si salesperson keluar, mengundurkan diri, mun-ta-ber, pindah kerja atau
perusahaan tutup
|
Tidak
dapat disembuhkan, si salesperson keluar atau dikeluarkan
|
Maaf,
kami sebagai dokter hanya bisa melakukan pengobatan stadium 1-2 saja, sedangkan
pada stadium 3 si salesperson sudah “mati”
alias sudah berhenti, emngundurkan diri, pindah kerja, mun-ta-ber
(mundur tanpa berita) dll.
Sebenarnya
mudah sekali nagi kami untuk melakukan analisis, yaitu:
·
Untuk
stadium 1, cukup melakukan audit fisik saja seperti kita ke dokter, cukup
dilihat dan dicek dengan stetoskop saja
·
Untuk
stadium 2, butuh pemeriksaan yang lebih mendalam lagi, terutama apakah konsep
“the whole Salesperson” telah dianalisis lebih mendalam
Baik
stadium 1 maupun stadium 2, seperti layaknya seorang dokter spesialis urusan
salesperson yang “sakit” (baca; tidak jualan atau lemah jualan), maka hal
pertama yang harus kita liat adalah dari penampilan fisik (luar). Seorang
salesperson yang handal, haruslah memiliki hal-hal berikut ini.
1.
Mata
yang tajam, siap menagkap semua peluang sales yang ada.
2.
Kulit
yang besih dan harum, penampilan fisik yang bersih, membuat konsumen tidak
jijik kepada kita.
3.
Telinga
yang peka, mampu mendengar suara konsumen, maupun mampu meminta nformasi.
4.
Jantung
yang kuat, mampu bekerja keras dan konsisten mencari klien-klien baru.
5.
Mulut
yang harum dan berwibawa, menarik minat consume, termasuk didalamnya adalah
kemampuan untuk “sedikit berbicara, lebih banyak mendengar.
6.
Kaki
yang cekatan, mampu berlari cepat demi percepatan perputaran siklus penjualan.
Sebuah
proses selling dimulai dari:
·
Planning
: merencanakan apa yang ingin anda jual, berapa banyak yang ingin anda jual,
jumlah yang ingin anda jual, strategi menjual, apapun rencana anda tentang
menjual.
·
Approaching
/ making appointment : melakukan kontak pertama kali dengan calon pembeli,
biasanya melalui telepon (warm calling atau cold calling) atau melalui
kanvasing (cold canvassing).
·
Prospecting/meet
the prospect : banyak sales agent yang tidak siap jasmani dan rohani
(fisik/ilmu dan mental) untuk bertemu dengan calon pembeli. Perbaiki penampilan
anda jika tidak ingin gagal.
·
Fact
finding : sangat banyak sekali sales agent yang “sok tahu” dengan kebutuhan
client, yang serta merta menyodorkan produk tanpa mengetahui latar belakang
client.
·
Presentation
: ingat, pembeli sekarang sangat ketat waktu jadi, sajikan presentasi dengan
seringkas mungkin, banyak menggunakan grafik, gambar dan tulisan.
·
Handling
objection & negotiation : kebanyakan sales people yang sukses pasti mampu
menangani keberatan dan negosiasi.
·
Closing
(signing) : jika anda sudah melakukan prosedur-prosedur yang benar, maka
closing akan terjadi secara alamiah.
·
After
sales service : mau dapat repeat order? Pastikan anda melakukan layanan
purnajual (after sales service) dengan sangat rapi dan dapatkan referensi
secara effortless (tanpa usaha), karena rumus salesperson yang berhasil adalah
kerja tambah ringan tapi pendapatan lebih deras. Inilah sales person yang
berhasil.
Sales competition
Berbicara
tentang salesperson, tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada berhadapan
dengan salesperson yang overmotivated tetapi underskilled. Golongan ini
biasanya hanya bermodalkan semangat belaka, tanpa tahu selling skill yang
sesungguhnya sangat diperlukan demi terjadinya suatu penjualan.
Kuadran
1 : UM OS (Undermotivated, but
Overskill)
Ini
adalah kuadran dari orang-orang yang telah dilatih dengan baik, memiliki ilmu
pengetahuan penjualan. Menguasai pasar dengan baik, namun tidak termotivasi,
malas berjualan, malas memprospek.
Ciri-ciri:
·
Percaya
diri tinggi, serba tahu, selalu negative, agak malas, raut muka lusuh.
·
Cara
“memaksa” untuk menjual: Program insentif maupun motivasi.
Kuadran
2 : UM US (Undermotivated and
Underskill)
Orang
yang masuk dalam tipe ini lebih baik dibuang kelaut saja, sudah tidak memiliki
kemampuan menjual (sales skill), juga selalu negative dan tidak termotivasi
untuk berjualan. Apa yang kita bisa harapkan dari orang ini?
Ciri-ciri:
·
Percaya
diri rendah, tidak tahu ini itu, selalu negative, agak malas, raut muka lusuh,
jarang bertanya.
·
Cara
“memaksa” untuk menjual: tidak ada, pecat orang ini.
Kuadran
3: OM OS (Overmotivated, and Overskilled)
Ini
orang yang luar biasa, dia memiliki kemampuan menjual yang tinggi, komitmen
tinggi, ilmu tinggi, ditambah dengan motivasi yang tinggi untuk menjual apapun.
Ciri-ciri
:
·
Percaya
diri tinggi, serba tahu, selalu positif, rajin , raut muka berseri-seri.
·
Cara
“memaksa’ untuk menjual: Tidak perlu dipaksa, ini sudah menjadi sales machine.
Satu
hal yang unik dari orang-orang yang OM OS ini adalah semua competitor melirik
orang ini dan jika Anda adalah pemimpin dari orang tipe OM OS ini, pastikan
Anda pikirkan tentang masa depan orang ini, jika tidak maka, orang lain
(perusahaan lain) akan memikirkan karier untuk orang ini.
Kuadran
4: OM US (Overmotivated, but
Underskilled)
Orang
ini kepercayaan dirinya tinggi sekali, walaupun kemampuan maupun ilmunya masih
kurang. Orang ini sudah merupakan bibit TOP SALES
Ciri-ciri:
·
Percaya
diri tinggi, serba tahu (walaupun salah), selalu positif, rajin bertanya, rajin
prospek, dan raut muka berseri-seri.
·
Cara
“memaksa” untuk menjual: Pelatihan tehnik menjual. Tehnik menjual merupakan
bagian dari “body”
Anatomy of selling
Soul
A.
Attitude
Tampak
bahwa sesungguhnya Attitude adalah big word yang terdiri atas banyak komponen.
Berikut ini komponen dari Attitude yang antara lain:
1.
Belief
Belief
yang kita artikan “Keyakinan”. Banyak orang yang mengatakan setelah sukses
mungkin ia yakin akan apa yang dikerjakannya. Anda tentu sedah mengetahui bahwa
orang-orang sukses dan besar, selalu “yakin” terlebih dahulu akan apa yang
dilakukannya, dan akhirnya keyakinan itulah yang membuatnya sukses, bukan
sebaliknya.
Dalam
dunia asuransi atau multilevel marketing (MLM), dimana seorang tenaga penjual
haruslah tahan banting, pasti aka nada satu di antara dua paradigm berikut ini
yang ada di benak orang tersebut yaitu:
·
See
first, then believe
·
Believe
first, then see (the result)
See
first, then believe maksudnya adalah, dia harus melihat hasilnyadulu baru
percaya, dia harus melihat orang lain sukses dulu baru percaya,dia harus
melihat bahwa bisnis tersebut berhasil dujalani orang lain baru percaya, dia
harus melihat orang lain bisa menjual produk tersebut baru percaya. Ini adalah
tipe orang gagal
Tipe
orang sukses adalah believe first, then see (the result), yaitu dia harus
percaya dulu bisa menjual banyak, percaya bisa berhasil, percaya bisa merekrut
downline atau agent atau marketing associates, baru dia melihat hasilnya.
Mengapa bisa berhasil? Karena, pikiran bawah sadar atau subconscious mind-nya
menyetir pikiran sadar atau conscious mind.
2.
Commitment
Kemampuan
untuk tetap on track atau berada pada jalur yang seharusnya, yaitu tetap
memprospek saat kondisi sulit atau tetap mengikuti meeting mingguan walaupun
tidak berjualan apapun minggu lalu. Tetap berada pada bisnis ini, walaupun
kondisi sulit.
Teman-teman
di industry asuransi atau MLM mungkin sangat paham dengan istilah DIE DIE DO,
lakukanterus menerus sampai Anda menemukan hasilnya.
3.
Desire
Memiliki
rasa ingin mendapatkan penghargaan atau ingin mendapatkan uang dari hasil
penjualan ini. Orang yang tidak memiliki desire, cenderung akan gagal dalam
menjual, dan bahkan banting haluan ke bisnis lain atau pekerjaan lain.
4.
Ability to fail
Kadang
disebut dengan “dare to fail” atau berani gagal. Berani mengambil resiko gagal
demi mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Namun ability to fail disini
maksudnya dalah “ mampu untuk jatuh secara benar dengan tehnik jatuh yang
benar”
5.
Persistent goals
Memiliki
goal atau tujuan hidup yang persistent, yang tidak berubah oleh waktu. Ibarat
sebuah mercusuar yang selalu berada pada posisi yang sama terus – menerus,
mercusuar bisa diibaratkan tujuan atau goal yang persistent, terus-menerus,
yang perlu dikejar.
6.
Self motivation
Kemampuan
untuk memotivasi diri dari dalam (inner motivation), bukan hanya dari luar
(outer motivation) sangat penting untuk dimiliki oleh para salesperson. Jika
mengandalkan para motivator untuk memacu semangat Anda, maka Anda pasti gagal.
Motivator luar ibarat minuman energy.
7.
Enthusiasm
Hal
terburuk dari seorang salesperson adalah “lack of enthusiasm”, kehilangan
semangat atau enthusiasm. Bisakah anda bayangkan Anda menghadapi seorang
salesperson yang raut mukanya kurang berseri, seolah tanpa gairah hidup? Tentu
saja anda akan lebih nyaman dengan salesperson yang sangan antusias, bukan?
8.
Purpose
Bayangkan
Anda sedang menyetir pesawat terbang tanpa tujuan jelas? Anda hanya
berputar-putar di tempat, tidak kemana-mana. Sama juga dengan salesperson yang
tidak mempunyai purpose atau tujuan, dia tidak akan kemana-mana.
9.
Self discipline
Ada
seorang kawan kami yang bekerja di agen asuransi. Pada pukul 10 malam dia baru
bertemu dua prospek, sedangkan dia mendisiplinkan dirinya untuk ketemu 3
prospek, dan pukul 10 malam dia keliling ke restoran-restoran hanya untuk
bertemu prospek ke-3 malam itu, yang dia pun tidak kenal (cold canvassing). Dia
tidak closing malam itu, namun dia mencoba untuk self discipline.
10. Confident
Seorang
sales person yang sukses , dijamin memiliki kepercayaan diri yang tinggi
sekali, dalam hal:
·
Confident
akan dirinya sendiri, dirinya mampu dan pasti akan berhasil menjual
·
Confident
akan produk yang ia jual
11. Creativity
Trobosan
atau kretivitas dalam menjual suatu produk.
12.
Emphaty
Tidak
ada yang lebih menjengkelkan daripada seorang penjual yang hanya peduli dengan
menjual produknya tanpa memedulikan si klien.
13.
Go the extra
mile
Going the extra mile alias ngotot.
Seseorang yang ngotot karena dia memiliki energy yang berapi-rapi di dalam
dirinya. Inilah “soul” tersebut. Orang seperti ini dijamin 100% akan sukses.
14.
Self improvement
Anda
atau tim sales anda tidak jualan? Pastikan anda memacu perbaikan terus
menerus (self improvement) dalam diri
anda dan dalam diri tim sales anda.
15.
Time
organization
Salah
satu point kegagalan seorang salesperson adalah pengaturan waktu atau time
organization.
16.
Positive
thinking
Banyak
salesv people yang “kalah sebelum
berperang”, alias tidak melakukan penggilan telepon, sales call, ataupun
canvassing karena berfikiran negative atau negative thinking.
17.
Forward thinking
Kemampuan
untuk memikirkan apalagi yang bisa dijual kepada pembeli atau kemampuan untuk
melihat peluang yang ada di depan kita.
B.
Early
conditioning
Early
Conditioning
(pengkondisian sedari kecil) menjelaskan mengapa beberapa orang menganggap
sesuatu “pantang”, sementara yang lain menganggap “biasa-biasa” saja dan
akhirnya lebih sukses karena tidak banyak hal yang bisa dilakukannya.
Banyak
sekali salesperson yang telah “terkondisikan” untuk tidak melakukan beberapa
hal yang sebenarnya sangat penting, semata-mata hanya karena pernah terbentur.
Bahayanya,pada saat yang sama mereka menerima sinyal bahwa tidak melakukan
kegiatan penting tersebut membuat dirinya lebih nyaman. Inilah sebabnya,
mengapa kami memasukkan “Early Conditioning “ dalam kelompok “soul” yang harus
dicermati jauh sebelum kita berbicara mangenai selling skill atau ketrampilan
menjual dan masalah tehnis lainnya.
C.
Atmosphere
Atmosphere
mewakili pergaulan atau interaksi dengan orang-orang terdekat juga dipercaya
membawa pengaruh besar bagi perkembangan dan kemajuan seseorang.
Penjelasan
lain akan pentingnya prinsip ini adalah perumpamaan bibit, lahan dan cuaca atau
“atmosphere”. Bibit tentunya mewakili “kesiapan mental” dari seseorang yang
dalam hal ini dapat diartikan “attitude”-nya, sementara “lahan” adalah peluang
yang ada dan terhampar dihadapannya. Dalam konteks yang lebih spesifik “bibit”
adalah calon salesperson sementara “lahan” katakanlah ‘office” tempatnya
bergabung dan berbisnis.
Ketika “bibit” yang baik bertemu dengan “lahan” yang
subur tetapi sebelum sempat bersemai dating “angin kencang” yang merupakan
perumpamaan dari pergaulan yang keliru, maka tentu saja hasilnya akan buruk.
Bahkan extremnya, bisa saja tidak menghasilkan sama sekali.
BODY
Body
terdiri atas selling skill, people skill dan professional knowledge. Persamaan
antara “soul” maupun “body” masing-masing bertanggung jawab atas 50% kesuksesan
anda. Pernahkan anda melihat orang yang “bolot” atau pendidikannya tidak tinggi
namun sangat pandai bersosialisasi dan
sangat pandai mengambil hati orang lain, dan dia mampu menjual lebih banyak.
Mengapa begitu? “Soul”-nya sudah benar dan “people Skill”-nya sangat baik.
A.
People skill
Ada
dua pandangan yang berbeda tentang people skill ini :
· People skill
didapat secara alami (bakat)
· People skill
didapat melalui pelatihan atau pengalaman hidup
Ringkasnya
begini, setiap orang mempuyai personality (kepribadian) yang berbeda, Anda
sebagai seorang salesperson harus mampu menghadapi orang-orang dengan berbagai
tipe kepribadian.
Jika
kita mengikuti pelatihan tentang “People Skill”, beberapa hal ini akan kita
pelajari:
· Bagaimana
mengatasi grogi dan kehilangan kata-kata saat bertemu dengan orang yang baru
dikenal.
· Bagaimana
mendapatkan perhatian seseorang saat anda berbicara dengannya.
Beberapa
pendapat para pakar juga menjabarkan bahwa people skills sangat dibutuhkan
dalam menjual, dan porsinya jauh lebih besar dari pada knowledge (pengetahuan)
terhadap produk, pasar maupun diri Anda sendiri.
Menurut
Dr. Mehrabian, didapati bahwa “words alias kata-kata hanya bertanggung
jawab atas 7% dari efectivitas komunikasi itu sendiri, sementara itu, how say
it alias tonality alias cara kita mengucapkannya ternyata memiliki efek yang
lebih besar, yakni 38%, dan bagian terbesarnya yakni bahasa tubuh bertanggung
jawab atas 55% efektivitas suatu komunikasi”.
Komponen-komponen
people skill:
·
Listening
ability
adalah kemampuan mendengarkan terhadap kebutuhan si pembeli atau keberatan-keberatan
si pembeli.
·
Social style adalah jangan
beberbusana terlalu nyentrik sendiri, terutama kalau dikaitkan dengan profesi
penjualan.
·
Psychological
Level
adalah merupakan kematangan psikologi yang ditentukan oleh wawasan dan
pergaulan.
B.
Selling skills
Pembahasan
selling skill pastilah akan dimulai dengan “Prospecting”.
Secara sederhana, semua kegiatan yang menimbulkan “Prospek” alias adanya calon
pembeli dapat disebut “Prospecting”.
Tahap
selanjutnya setelah “Prospecting” adalah melayani prospek yang timbul atau bisa
juga tahap presentasi, bagi produk yang butuh banyak penjelasan maupun
informasi.
Kalau
“Prospecting” adalah menimbulkan prospek , maka tahap presentasi adalah tahapan
di mana prospek menjadi yakin dan memutuskan untuk membeli. Tahapan ini menjadi
sangat penting ketika kita memahami bahwa prospek hanya butuh 10 detik pertama
untuk memastikan apakah selanjutnya ia “perlu” untuk memperhatikan lebih lanjut
akan apa yang Anda presentasikan. Hal inilah yang menyebabkan presentasi perlu
mendapat perhatian lebih dan butuh pembahasan terpisah.
Handling
objection
Di
dalam dunia sales, keberatan atau objection tidak perlu terjadi namun
diharapkan terjadi, maksudnya adalah kita harus mengharapkan keberatan, karena
ini merupakan sinyal pembelian, tetapi kita juga harus mengantisipasi handling
Objection, siap menangani keberatan-keberatan tersebut.
Tujuan
dari handling objection adalah agar
kita tidak menjadi argumentative, alias terpancing debat-debatan dengan calon
konsumen. Di bagian terdahulu bahkan secara tegas kami katakana bahwa objection
adalah cirri-ciri ketertarikan. Dengan kata lain tidak ada keberatan, maka
tidak akan ada penjualan.
Dalam
NLP (Neuro Linguistic Programming)
dikenal istilah Pacing dan leading. Pacing adalah ketika kita berusaha
intuk menyamakan langkah, cara pandang atau usaha mencari persamaan lainnya
agar mitra komunikasi merasa nyaman, sebelum kita memasukkan poin utama yang
hendak kita sampaikan, sementara pada bagian Leading-lah kita berharap mitra
komunikasi kita sudah “siap” untuk menerima informasi atau ajakan yang lebih
tepat.
Tehnik
lain yang pernah kami pelajari adalah CDDC, yaitu:
·
Clarify : klarifikasi
keberatan konsumen
·
Dignify : bangkitkan
kegairahan atau harga diri si calon pembeli dengan menyatakan bahwantidak ada
salahnya Anda menyampaikan keberatan
·
Disarm : sampaikan
poin-poin untuk menjelaskan keberatan tersebut tidaklah tepat.
·
Confirm : confirmasikan
bahwa si calon pembeli telah mengambil keputusan yang tepat untuk membeli
produk kami.
C.
Professional
knowledge
Professional
knowledge memiliki bobot hanya 10% dan merupakan bagian yang spesifik berkaitan
dengan industry yang dijalankan. Hal yang yg tidak boleh dilupakan ketika
berbicara mengenai Product knowledge
adalah “knowledge of the competition”.
Inilah yang sering kali dilupan dan malas dilakukan oleh sebagian besar salesperson. Knowledge of the competition-lah yang
kadang-kadang membedakan antara salsesperson rata-rata dengan Top sales.
Sebenarnya
yang membuat pembeli mengulang –ulang pembeliannya (repeat buyer) adalah Profesional knowledge ini, apalagi, Profesional knowledge+selling skill yang
direkatkan oleh service (layanan). Berbicara mengenai service atau layanan ini
ada tiga hal layanan yaitu:
· Delighted : sangat luar biasa, layanan yang tidak
disangka-sangka
· Satisfied : puas dengan layanan standart yang diharapkan
· Sanitary atau
Ordinary : layanan standart yang sudah pasti harus ada, jika tidak ada maka
konsumenya pasti akan marah.
VITAMIN
Sesuai
dengan namanya , yakni “Vitamin”, maka bagian ini diharapkan dapat menjadi
bagian yang menambah vitalitas atau komponen kesehatan lainnya. Bagian ini
terdiri atas dua sub bagian.
· Modelling
· New Selling
Concept
A.
Modeling
Modeling
atau meniru adalah fondasi yang baik untuk meningkatkan prestasi di bidang
apapun. Selain itu modeling dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan
yang mempelajari sesuartu yang kompleks, membaginya menjadi bagian-bagian yang
kecil dan lebih mudah dipahami untuk selanjutnya diaplikasikan kembali secara
lebih mudah dan terperinci.
Komponen-komponen
dalam modeling yang pertama adalah :
·
Find the model atau menemukan
dahulu “tokoh acuan”. Menemukan siapa yang hendak dijadikan model adalah
langkah awal sebelum menemukan apanya yang hendak dijadikan model. Untuk itu,
anda harus memiliki tehnik bertanya yang benar dalam bidang yang anda geluti.
·
Ingredient atau isi, atau
apa saja hal-hal yang diperlukan
·
How to, alias
bagaimana bahan-bahan tersebut dirpelakukan
·
Take action, alias
melakukan tindakan
·
Knowing dan
doing,
seberapa banyak dari kita yang mengaku sudah “lama” mengetahui sesuatu sampai
terhenyak karena seseorang tiba-tiba melakukannya dan sukses.
·
Refinement alias terus
menerus memoles agar dari waktu ke waktu kemampuan kita akan hal tersebut,
apapun itu, menjadi luar biasa.
B.
New selling
concept
Pada
dasarnya gagasan new selling concept
yang akan kita bahas ini salah satunya adalah peran old brain dalam pengambilan
keputusan. Sebelum membahasnya kita berkenalan dulu dengan bagian-bagian otak
kita menurut urut-urutan perkembangannya.
·
The new brain : bagian “otak”
ini adalah bagian yang “berpikir”. Bagian ini memproses data rasional.
·
The middle brain : bagian “otak”
ini adalah bagian yang “merasa”. Bagian ini memproses semua emosi dan insting.
·
The old brain : bagian “otak”
ini adalah bagian yang ‘memutuskan. Bagian ini sebenarnya menerima input dari
dua bagian terdahulu, tetapi bagian inilah sesungguhnya yang menjadi pemicu
pengambilan keputusan.
Ada
6 (enam) hal yang membuat orang dapat “berbicara” kepada Old brain, yaitu:
·
Self Centered
Bagian ini
adalah egois, sangat mendahulukan kepentingan diri sendiri.
·
Contrast
Bagian ini
mengontraskan setiap informasi yang masuk
·
Tangible Input
Bagian ini lebih
suka menerima input yang jelas tidak bertele-tele.
·
The Beginning
and the End
Bagian ini
paling cepat membandingkan awal dan akhir
·
Visual Stimuli
Bagian ini
menerima input secar visual, atau dapat juga dikatakan bahwa bagian ini sangat
sensitive terhadap input-input visual
·
Emotion
Bagian ini
memproses dakam bentuk emosi.
Strategy dan new marketing
concept
A.
Strategy
Sebelum
kita membahas tentang strategy, perlu diperhatikan bahwa, dalam strategy, ada
dua strategy dalam bidang penjualan, yaitu:
1.
Marketing
2.
Sales
Sebetulnya
Sales & Marketing adalah 2 sisi dari 1 koin. Sales adalah satu komponen
dari marketing sedangkan komponen lainnya menurut Hermawan Kertajaya *) adalah
:
·
Strategy : segmentation,
targeting, positioning
·
Tactic :
differentiation, marketing mix, selling
·
Value : brand,
process, service
Strategy
Penjualan
·
Lakukan
pendekatan yang tepat
·
Target
konsumen anda
·
Gapai
target pasar anda
·
Catat
kinerja sales anda
B.
New marketing
concept
Beberapa
penerapan many to many marketing yang
berhasil kami analisis diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Word of mounth marketing
(wom marketing)
Hanya membagikan
kesan positif maupun negative kepada orang lain, jika dilakukan secara
off-line, efeknya hanya temporary atau sementara, dan perlu dikuatkan lagi
dikemudian hari. Dalam WOM dikenal:
· Organic WOM
produk ini diceritakan kepada orang lain oleh si advocate (pengguna yang
menceritakan) karena mereka senang dan bangga menggunakan produk tersebut. Contoh
: penggunaan Blackberry di Indonesia
· Amplified WOM
produk ini diceritakan oleh orang-orang kepada orang lain karena si perusahaan
meluncurkan program kampanye pemasaran yang telah didesain untuk membuat semua
orang tahu tentang produk ini.
2.
Viral marketing
Membuat program
marketing yang unik sehingga beritanya akan diteruskan jepada semakin banyak
lagi orang. Contoh :diskon khusus air asia
3.
Buzz marketing
Membuat program
khusus yang bikin heboh sehingga orang teringat akan produk tersebut dan
ujung-ujungnya “diceritakan” kepada
orang lain. Contoh : Rinso membuat buzz marketing, mencuci 1.000 ember pakaian
4.
Community marketing
Komunitas mobil
dan motor seperti AXIC (Avanza Xenia
Indonesia Club), Harley Davidson
Club dll, mampu membuat anggotanya “loyal” terhadap merek tersebut, dan pada
akhirnya dapat mendongkrak penjualan,
5.
Referral
marketing
Referral
(mengenalkan orang lain untuk membeli) terutama di bisnis property, mobil atau
motor, asuransi jiwa, investasi saham, sangat dibutuhkan oleh orang-orang.
6.
Social media
marketing
Melalui
facebook, friendster, dll, misalnya ebay dan kaskus maupun mailing list
Tidak ada komentar:
Posting Komentar