Sabtu, 19 Juli 2014

HOW I SOLD 1000 CDS IN 30 DAYS

Iya, penjualan lo paling bagus. It’s a fact karena mereka minta repeat order. U should be happy man. Walau bajakn elo ada, orang tetep mau beli yng asli.”
Endru march sukardi a.k.a drusteelo
Soul id member
Rizky rekordz ceo
Mentor

Ketika saya terima SMS dari endru tersebut, saya tersenyum. Tanggal 21 april, kurang dari sebulan sejak saya launching album 25 maret. This is not surprise to me. My target was to finish 1000 cd in 1 month. It sounded crazy at the moment, but now it has been confirmed. I did it.

Untuk ukuran samson, padi, ungu, dll, ini sama sekali bukan hal yang membanggakan. Tapi untuk hip hop? Hip hop indonesia? Industri yang katanya stagnan?How did it happen? Apakah hanya karena saya sudah duluan terkenal sebagai presenter? Atukah karena saya sudah punya masa pendengar good morning hard rockers show di Hard Rock Fm Jakarta?

Anda bisa percaya itu, tapi saya pun secara sadar merencanakan dengan sangat detail agar hal ini terjadi. Saya melakukan sejumlah strategi untuk bisa menjual 1000 cd dalam waktu sebulan. Kalau anda percaya bahwa saya bisa menjual 1000 cd hanya karena status saya, anda bisa berhenti baca disini. Tapi untuk yang ingin tahu bagaimana saya melakukannya, inilah beberapa tips dari saya.

HOW I SOLD 1000 CDS IN 30 DAYS
1.    Find a niche!
Inspired by this book: purple cow by seth godin Menganai perbedaan dan keunikan membuat album saya naik ke permukaan.

Di indonesia banyak grup band baru bermunculan, tetapi kalau diperhatikan dengan seksama, ternyata terlalu banyak kesamaan diantara mereka, entah dari musik,lirik, style dll.
Di buku purple cow, seth godin berkata bahwa agar produk kita bisa muncul ke permukaan dan dikenal orang kita harus berbeda dengan yang lainnya.

Bayangkan anda sedang mengendarai mobil melllewati sebuah peternakan dimana ada sekitar 100 sapi dengan warna corak pada tubuhnya hitam dan putih. Di antara semua sapi, ada seekor sapi yang warnanya ungu. Ketika anda sampai dirumah, sapi mana yang akan anda ingat? Being a little bit different is better than being a little bit better.

Ada beberapa alasan kenapa saya mau berbeda.
·      Mencari segmentasi
Karena saya orang radio, saya tahu bahwa segmentasi hip hop indonesia sekarang adalah 15-25 tahun.
·      Membedakan segmentasi
Berbeda tidak harus berpura-pura.  Membuat beat lagu dan lirik yang berbeda dengan yang ada. “membuat sesuatu yang tidak mewakili saya dalam segi lirik. Apa yang mereka katakan di lagu bukanlah hal yang ingin saya katakan dalam keseharian. Apa yang menurut mereka penting, tidaklah terlalu penting di benak saya.”

2.    Learn from the outside!
And the box office methode inspired by this book. I can cre8 & tipping point by malcolm gladwell Mengenai keinginan untuk belajar dari dunia yang berbeda membawa ilmu yang baru untuk album saya.

Mengambil studi kasus industri film di Amerika yang selalu mengandalkan minggu pertama dari pemasukannya. Jadi konsentrasi tim marketing mereka lewat divisi promosi adalah bagaimana caranya membuat sebanyak-banyaknya orang nonton pada minggu pertama. Yaitu lewat “ anticipation” atau membuat orang penasaran. (tidak semua orang. Hanya beberapa orang yang tepat)

Malcolm gladwell pada bukunya menerangkan apa yang membuat sebuah produk, sebuah fenomena bisa mewabah dan menjadi sebuah epidemi, sebuah kebiasaan beberapa orang menjadi sebuah budaya, yaitu:
·      Innovators. Orang yang selalu mencari sesuatu yang baru.
·      Early adaptors. Orang-orang pertama yang mengadapsi hal-hal yang dilakukan innovators.
·      Early majority. Mayoritas masyarakat yang paling duluan mengadaptasi para early adaptors.
·      Late majority. Kalangan mayoritast yang belakangan mengadaptasi
·      Laggard. Tipe yang mengkonsumsi basiannya. Kalau dalam film/sinetron adalah orang yang suka mengkonsumsi  vers i ulangannya.

3.    Trade Up!
Inspired by this book: treasurehunt by michael j. Silverstain. Harga album yang relatif mahal justru membawa keuntungan. Di buku treasure hunt by michael j. Silverstain dikatakan bahwa jaman sekarang berbelanja telah menjadi olahraga dunia. Dan fenomena terbarunya adalah trade up or trade down.  Trade up adalah dorongan manusia untuk berbelanja barang yang cenderung lebih mahal dari biasanya, atau dari yang dia mampu. Atau, beli yang paling murah sekalian alias trade down. Kerena di jaman sekarang ini,” orang berbelanja untuk kebutuhan status.”

4.    Add value!
Inspired by this book: free prize inside by seth godin & fake factorsby sarah mccartney. Cara melawan pembajakan.

Dalam buku fake factorsby sarah mccartney, ternyata barang bajakan/palsu sudah ada dari abad ke 19. Di prancis ada museum barang-barang palsu dari tahun 1800-1900. Hingga kini, barang bajakan masih tersedia di mana-mana. Kalau memang bajakan bisa dihentikan, kenapa ratusan tahun lalu ada?

Di new york city, tepatnya di canal street ada lokasi dimana kita bisa berbelanja lv palsu dan segala merk lain. Ketika kita berbelanja, kita kena pajak 8%! New york city tax! Barang yang kita beli ilegal, tapi transaksinya legal!

Di prancis dan inggris pun ada. Jadi, sebenarnya kita itu harus mengalahkan pembajakan, bukan menghentikan

5.    Tell a story!
Inspired by this book: marketers are liars by seth godin. Mengenai cara memasarkan album saya. Tidak dengan iklan tapi dengan diomongin orang.orang lebih percaya rekomendasi antar teman daripada iklan, maka penting untuk mengetahui bagaimana cara agar produk kita tersebar dari mulut ke mulut.

Di buku Marketers Are Liars, Seth Godin menerangkan bahwa produk atau pesan kita, tersebarkan dalam bentuk cerita. Mereka bercerita tentang restoran yang baru didatanginya, mereka cerita tentang Film yang baru mereka tonton, mereka cerita tentang kerennya blitz megaplex atau betapa serunya pertandingan basket yang mereka tonton.agar produk kita bisa tersebar dari mulut ke mulut dari early adopters. Kemudian beranjak menuju early majority, maka produk kita harus bisa bercerita! They make stories, not making up stories, they make storie around the product to make it easier for people to spread it.

6.    Involve the market!
Inspired by this book: we are smarter than me by barry libert & jon spector and thousands of contributors“semakin banyak kepala, tentunya akan memperkaya sebuah ide.”
Selama di organisasi dengan baik.ini juga adalah inti dari buku we are smarter than meyang ditulis Bersama oleh 1000 orang lebih. Buku ini mengatakan, bahwa kalau di organisir
Dengan baik, maka produk kita akan bisa jadi lebih baik. Apakah itu lebih baik secara performa produk, atau lebih baik secara persiapannya, atau lebih baik secara promosinya.

7.    Don’t make hits
Inspired by this man: jay z. Mengenai cara membuat orang mau membeli cd saya.
·         Kenapa angka penjualan cd menurun?
·         Kenapa orang kok ga ada yang mau beli album?
·         Kenapa orang pada download lagu di internet?
·         Kenapa mereka hanya mau punya rbtnya?
·         Kenapa penjualan cd kompilasi secara ajaib tetep tinggi?
·         Kenapa orang hanya tertarik dengan hit singles?
·         Kenapa orang ga mau beli cd?
Mari kita coba jawab pertanyaan tadi dengan membalikkan pertanyaan…
Kenapa dulu orang beli cd?

Karena dulu mereka belum bisa mendownload singles karena dulu belum ada rbt. Dari dulu, orang sebenarnya lebih tertarik dengan hits. Tapi karena dulu belum ada akses menuju download singles, atau i-tunes atau rbt maka satu satunya cara untuk mendapatkan akses kepada hits yang mereka suka adalah dengan merequest di radio, atau membeli albumnya. Kemudian karena orang banyak yang menyukai hits tertentu maka munculah chart show yang menunjukkan mana saja lagu yang lagi nge-hits. Kemudian muncul predikat # 1 hit single!

Jay Z, berpikiran berbeda. Pada perayaan 10 tahun berkarir di dunia musik Jay Z berkata “saya tidak pernah punya #1 hit single, tapi saya punya 10 album yang masuk ke #1 album. Bagi saya ini membanggakan karena pembeli saya menghargai album saya secara utuh, bukan hanya mencintai 1 atau 2 lagu saya” kalimat yang inspiratif dan provokatif.

Masing masing lagu gue mainkan sekali. Hanya satu kali di radio hrfm 1 kali. Tapi gue mainkan pada jam yang tepat. Gue yakin, 5 lagu (6 dengan single you think you know) itulah yang memberikan Penilaian di benak pendengar gue bahwa ada banyak lagu yang enak di album Gue.

Ketika gue di bandung, gue focus pada hal yang sama. Memainkan sebanyak Banyaknya lagu yang tepat untuk tiap radio (mengingat tiap radio karakternya
Beda). Setelah 3 hari di banding keliling ke 14 radio, efeknya terasa di pandji.com, email
Gue dan sms handphone gue.

People took notice. Orang bisa bilang “ah tapi elo kan penyiar di hrfm, enak bisa mainin lagu
Seenaknya” Mungkin benar, tapi setiap musisi bisa melakukan apa yang gue lakukan dengan
Teknik yang disebut barter promosi. This is nothing new.

Hanya saja orang suka menggunakannya dengan salah. Waktu gue kerjasama barter, gue menawarkan logo radio partner di 1000 keping Cd gue. Gue mendapatkan fasilitas berikut ini:
·         Spot (iklan radio)
·         Adlibs (iklan baca)
·         Insert (sebuah sisipan, biasanya untuk kuis)

Gue minta untuk mengkonversikan semuanya dengan insert. Gue menolak adlibs, spot karena menurut gue hanyalah iklan dan iklan tidak efektif. Gue minta insert agar gue bisa memainkan lagu sebanyak mungkin. Insert pada dasarnya adalah alat promosi kita yang bisa digunakan untuk apapun. Mau jadiin kuis, mau sekedar bacain materi, live report, termasuk didalamnya memainkan lagu elo. Kemudian yang perlu orang lakukan adalah menghitung nilai barter. Bertanya adalah hak musisi yang melakukan kerjasama barter. Tanyalah berapa harga insert pada prime time dan harga insert pada regular time.

Prime time adalah waktu dalam sehari dimana pendengarnya paling banyak. Regular time adalah sisanya. Biasanya iklan pada prime time (PT) lebih mahal daripada kalau iklannyadipasang di regular time (RT) setelah kita tahu harga harganya maka kita bisa berhitung berapa nilai total barter yang diberikan radio partner. Dengan angka itu yang perlu dilakukan adalah mempertimbangkan berapa banyak dari nilai tersebut yang akan kita fokuskan pada pt. Tentunya mengingat harga PT yang lebih mahal maka kalau semua angka tersebut dikonversikan ke insert pt maka jumlahnya akan lebih sedikit daripada kalau semua nilai barter dikonversikan kepada insert rt. Tapi ingat, sebelum album gue keluar, dan semasa album ada di pasaran hingga kini albumnya habis gue hanya memainkan 5 lagu diatas 1 kali!!! Tapi pemasangan pada jam yang tepat sangat sangat penting. Inilah yang menurut gue membuat orang memiliki keputusan untuk mau membeli album gue. Masalah membeli asli diatas bajakan, sudah kita bahas dibab sebelumnya.

Sekali lagi, mainkan sebanyak banyaknya lagu terbaikmu di radio. Bukan satu lagu sesering mungkin.
Tapi sebanyak banyaknya lagu, pada waktu yang tepat. So i guess that’s it. Memang, bisa jadi gue cdnya laku karena punya banyak fanbase. Tapi itu sama sekali tidak menjamin. For example, ghostface a rapper from down south. A member of wu tang klan.

Cdnya terjual 15.000 keping. Banyak? Ternyata ghostface langsung memasang videonya di youtube dan ngomel Kepada fansnya sambil berkata “saya baru terima laporan penjualan cd saya dan saya kecewa. Saya punya 115.000 fans di myspace!!! Kemana kalian semua? Kalian kenapa masih Mendownload lagu saya? Apakah kalian tidak sadar bahwa kelakuan kalian bisa Membuat saya gantung mic?” Punya fan base bukan hal pasti untuk dapat menjual cd dengan baik. Bukankah samson dengan penjualan album pertama sebanyak 750.000 cd
Seharusnya punya fanbase yang baik? Mengapa album ke 2 fanbase tersebut tidak berhasil membuat samson menjual Sebaik album pertama? Merasa punya fan base dan menunggu untuk mereka melakukan sesuai dengan Harapan kita adalah bukan strategi Seperti kata hillary clinton “hope is not a strategy”


Sumber : Pandji Pragiwaksono, How I Sold 1000 Cds In 30 Days Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010.


Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...